Membangun SDM Kompeten dan Profesional di Era Society 5.0

1/7/20253 min read

Oleh : Marwan Aziz*

Dalam dunia yang terus berkembang, Society 5.0 menjadi salah satu fase penting dalam sejarah manusia. Era ini membawa perubahan besar, mengintegrasikan teknologi informasi dengan kebutuhan sosial untuk menciptakan masyarakat yang lebih cerdas dan inklusif.

Namun, tantangan yang dihadapi pun semakin kompleks, sehingga dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) berbasis kompetensi dan profesional yang mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, hingga global.

Transformasi Masyarakat Menuju Society 5.0

Perjalanan masyarakat hingga mencapai Society 5.0 tidak instan. Kita telah melalui beberapa fase, mulai dari:

  1. Society 1.0: Era berburu dan berpindah-pindah tanpa mengenal teknologi.

  2. Society 2.0: Era bertani dan menetap, membangun budaya komunitas.

  3. Society 3.0: Revolusi industri yang melahirkan teknologi mekanik.

  4. Society 4.0: Era informasi yang memanfaatkan teknologi digital secara masif.

  5. Society 5.0: Era koneksi penuh, integrasi manusia dengan teknologi seperti AI, IoT, dan big data untuk menyelesaikan tantangan sosial.

Dalam Society 5.0, segala hal menjadi lebih mudah dan efisien, seperti perbankan yang beralih dari antrean panjang ke transaksi QRIS. Namun, era ini juga menuntut peningkatan kompetensi agar manusia tidak tergantikan oleh teknologi.

Karakteristik dan Tantangan Society 5.0

Karakteristik utama Society 5.0 meliputi:

  1. Koneksi Penuh: Ketergantungan pada internet, yang masih menjadi tantangan di wilayah terpencil.

  2. Integrasi Teknologi dan Manusia: Pemanfaatan AI untuk meningkatkan produktivitas.

  3. Keberlanjutan (Sustainability): Perencanaan berbasis data untuk mendukung kelangsungan hidup masyarakat dan lingkungan.

  4. Solving Social Challenges: Teknologi membantu mengatasi masalah sosial, seperti kemudahan akses pendidikan.

  5. Inklusivitas: Semua lapisan masyarakat harus mendapatkan manfaat dari kemajuan teknologi.

Namun, ada tantangan besar yang perlu diatasi:

  • Penggantian pekerjaan oleh teknologi: Banyak profesi manual yang tergantikan oleh AI.

  • Kekhawatiran privasi: Kehidupan semakin transparan, hingga di rumah pun kita dapat diawasi.

  • Masalah etika: Informasi yang cepat beredar sering kali tidak diverifikasi, sehingga bisa menimbulkan hoaks.

  • Aksesibilitas teknologi: Masih ada kesenjangan akses teknologi di beberapa wilayah.

SDM Kompeten: Kunci Menghadapi Tantangan

Di era Society 5.0, SDM yang kompeten dan profesional adalah kunci keberhasilan. Kompetensi tidak hanya berarti memiliki pengetahuan, tetapi juga keterampilan dan sikap yang sesuai standar. Sertifikasi kompetensi menjadi bukti penting bagi tenaga kerja dalam menunjukkan kemampuan mereka.

Kompetensi Kerja:

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006, kompetensi kerja mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Spencer membaginya ke dalam beberapa tipe, seperti:

  1. Motif: Dorongan untuk mencapai tujuan.

  2. Sifat: Karakteristik yang konsisten dalam bertindak.

  3. Konsep Diri: Keyakinan terhadap diri sendiri.

  4. Pengetahuan: Informasi dan wawasan yang dikuasai.

  5. Keterampilan: Kemampuan teknis dan operasional.

Pola Pikir Profesional di Era Society 5.0

Pola pikir profesional harus didasari oleh nilai spiritual (spiritual quotient/SQ), yang memberikan makna ibadah dalam setiap pekerjaan. Karyawan pembelajar ditandai oleh pola pikir, bicara, dan perilaku yang berubah dari negatif menjadi positif.

Karakteristik Kompetensi Profesional:

  1. Leadership Competency: Kemampuan memimpin, membangun visi, dan merencanakan masa depan.

  2. Communication Competency: Keterampilan berbicara dan mendengarkan secara efektif.

  3. Human Resources Management: Membangun tim, mengembangkan bakat, dan menghargai keberagaman.

  4. Self-Management Competency: Memotivasi diri, mengelola pembelajaran, dan bertindak fleksibel.

Respon Terhadap Perubahan

Menghadapi Society 5.0, manusia harus:

  • Meningkatkan kompetensi melalui pendidikan formal dan nonformal.

  • Mengantongi sertifikasi untuk membuktikan kemampuan.

  • Membangun budaya belajar sepanjang hayat.

Prof. Dr. Lijan Poltak Sinambela (Dosen Program Magister Manajemen Universitas Nasional Jakarta) dalam kuliah onlinenya hari ini (7/01/2024) menekankan bahwa manusia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan era ini dengan kompetensi yang tepat. Ketika bekerja dengan landasan spiritual, maka pekerjaan tidak hanya menjadi tugas, tetapi juga ibadah yang memberi makna lebih dalam hidup.

Kesimpulan

Society 5.0 membuka peluang besar bagi masyarakat untuk berkembang. Namun, era ini juga membawa tantangan yang memerlukan SDM berkualitas. Dengan membangun kompetensi dan profesionalisme yang terintegrasi dengan teknologi, Indonesia dapat menciptakan tenaga kerja yang mampu bersaing secara global.

Sebagaimana yang ditekankan Prof. Lijan, kompetensi bukan hanya soal pendidikan formal, melainkan juga kemampuan praktis yang dibuktikan melalui sertifikasi. Mari menjadi SDM yang kompeten, profesional, dan berdaya saing!

*Penulis adalah Founder Terkini.com yang saat ini tengah mengambil studi Magister Manajemen di Universitas Nasional (UNAS) Jakarta.